MAKALAH
‘KONSEP DASAR IPS 1’
MASALAH SOSIAL
Yang dibina oleh Dosen : Romi J. Mongdong
Nama : Andre Lepa
Nim : 13105290
UNIVERSITAS NEGRI MANADO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
KELAS 1 G
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Dalam makalah ini, dibahas tentang “Masalah sosial’
Saya juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dalam pembuatan suatu makalah. Untuk itu Saya mengharapkan kritik, saran dan
solusinya agar saya dapat menyempurnakan tugas makalah ini di masa yang
akan datang.
Dengan demikian, Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan dapat dijadikan pengetahuan dan
sumber refrensi.
DAFTAR
ISI
Lembar
Judul...............................................................................................
Lembar
Pernyataan.......................................................................................
Kata
Pengantar…………......................…………………................................
Daftar
Isi....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang......................................................................................
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Keiskinan................................................................................
2.2
Jenis-Jenis Kemiskinan.....................................................................
2.3
Penyebab Kemiskinan........................................................................
2.4
Penaggulangan Kemiskinan...............................................................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..........................................................................................
3.2
Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam konteks ini, tolak-ukur suatu
masalah layak disebut sebagai masalah sosial atau tidak, akan sangat ditentukan
oleh nilai-nilai dan/atau norma-noma sosial yang berlaku dalam komunitas itu
sendiri. Oleh karena itu, pernyataan sesuai atau tidaknya suatu masalah itu
dengan nilai-nilai dan/atau norma-norma sosial harus dikemukakan oleh sebagian
besar (mayoritas) dari anggota komunitas. Berbagai masalah sosial di Indonesia
akan tetap ada, tumbuh dan/atau berkembang sesuai dengan dinamika komunitas itu
sendiri.
Kemiskinan
adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memilihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental maupun fisik dalam kelompok tersebut .Kemiskinan sebagai suatu fenomena
sosial yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara yang sedang berkembang
tetapi juga terjadi di Negara-negara yang sudah mempuyai kemapanan di bidang
ekonomi. Kemiskinan merupakan permasalahan yang di akibatkan oleh kondisi
nasional suatu negara dan situasi global .Dengan adanya globalisasi ekonomi dan
ketergantungan antar negara dapat memberikan tantangan dan kesempatan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara dan juga memberikan resiko
ketidakpastian perekonomian dunia. Indonesia menghadapi masalah yang cukup
besar di berbagai bidang baik di bidang ekonomi,kependudukan maupun lingkungan
hidup .Pada umumnya semuanya akibat kebijakan pemerintah yang tidak berpihak
kepada peningkatan kesejahteran rakyat .Dampak dari berbagai kebijakan tersebut
adalah masih banyaknya penduduk miskin di Indonesia.
Menyadari
masih banyaknya penduduk miskin di Indonesia terutama para petani di pedesaan
maka penulis membuat tugas makalah ini dengan judul “Masalah Sosial Sebagai
Inspirrasi Perubahan (Kasus Kemiskinan) dan Upaya Pemecahaannya”
1.2 Rumusan Masalah
·
Kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memilihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Dan dapat
diartikan juga sebagai Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi
pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok
masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang
berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di
banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.
Pemberdayaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menekan angka
kemiskinan agar tercapai tujuan pembagunaan .
Menurut
John Friendman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar (esensial) individu sebagai manusia.Sementara
Chambers menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima
karakteristik yang saling terkait: kemiskinan material, kelemahan fisik,
keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Dari kelima
karakteristik tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah kerentanan dan
ketidakberdayaan. Kerentanan adalah ketidakmampuan keluarga miskin untuk
menyediakan sesuatu guna menghadapi situasi darurat seperti datangnya bencana
alam, kegagalan panen, atau penyakit yang tiba-tiba menimpa keluarga miskin
.Kerentanan sering menimbulkan kondisi memprihatinkan yang menyebabkan keluarga
miskin harus menjual harta benda dan asset produksinya sehingga mereka makin
rentan dan tidak berdaya. Sedangkan ketidakberdayaan adalah dimana elit desa
dengan seenaknya memfungsikan diri sebagai oknum yang menjaring bantuan yang
sebenarnya diperuntukkan untuk orang miskin. Ketidakberdayaan keluarga miskin
di kesempatan yang lain mungkin dimanifestasikan dalam hal seringnya keluarga
miskin di tipu dan ditekan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Ketidakberdayaan
mengakibatkan terjadinya bias bantuan untuk si miskin kepada kelas di atasnya
yang seharusnya tidak berhak memperoleh subsidi, seperti kasus dana Bantuan
Langsung Tunai (BLT).
Secara
ekonomi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang.Sumber daya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek
finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningklatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kenyataannya
menunjukkan bahwa kemiskinan tidak bisa didefinisikan dengan sangat sederhana,
karena tidak hanya berhubungan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan material,
tetapi juga sangat berkaitan dengan dimensi kehidupan manusia berikut ini :
Terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang terbatas, rendahnya
asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan
ibu.
Terbatasnya
akses dan rendahnya di sebabkan oleh kesulitan mendapatkan mutu layanan
kesehatan,kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat,kurang nya layanan
reproduksi .jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya pengobatan dan
biaya perawatan yang mahal. Di sisi lain, utilisasi rumah sakit masih
didominasi oleh golongan mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan
pelayanan di Puskesmas. Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan dan
asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial pada penduduk
miskin.
Terbatasnya
akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan yang disebabkanoleh kesenjangan biaya
pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biayapendidikan yang mahal,
kesempatan memperoleh pendidikan yang terbatas,tingginya beban biaya pendidikan
baik biaya langsung maupun tidak langsung.
Terbatasnya
kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan
perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan
pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumah tangga.
Terbatasnya
akses layanan perumahan dan sanitasi. Masyarakat miskin yang tinggal di kawasan
nelayan, pinggiran hutan, dan pertanian lahan kering kesulitan memperoleh
perumahan dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak. Dalam satu rumah
seringkali dijumpai lebih dari satu keluarga dengan fasilitas sanitasi yang kurang
memadai.
Terbatasnya
akses terhadap air bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama
disebabkan oleh terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber
air.
Lemahnya
kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Masyarakat miskin menghadapi
masalah
ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah, serta ketidakpastian dalam
penguasaan dan pemilikan lahan pertanian. Kehidupan rumah tangga petani sangat
dipengaruhi oleh aksesnya terhadap tanah dan kemampuan mobilisasi anggota keluargannya
untuk bekerja di atas tanah pertanian.
Memburuknya
kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses
masyarakat terhadap sumber daya alam. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah
perdesaan, kawasan pesisir, daerah pertambangan dan daerah pinggiran hutan
sangat tergantung pada sumberdaya alam sebagai sumber penghasilan.
Lemahnya
jaminan rasa aman.
Lemahnya
partisipasi. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja
secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan
kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.
Rendahnya partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan kebijakan juga
disebabkan oleh kurangnya informasi baik mengenai kebijakan yang akan
dirumuskan maupun mekanisme perumusan yang memungkinkan keterlibatan mereka.
Besarnya
beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan adanya
tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Rumahtangga miskin mempunyai
rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumah tangga tidak miskin
2.2 Jenis-Jenis
Kemiskinan
Besarnya
kemiskinan bisa diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan
disebut kemiskinan absolut
·
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat
rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
·
Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana
kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
2.3 Penyebab Kemiskinan
Faktor-faktor
penyebab kemiskinan sangat sulit untuk dipastikan mana penyebab yang
berpengaruh langsung dan yang tidak lagsung terhadap kemiskinan
-
Tingkat dan laju pertumbuhan output
-
Tingkat upah neto
-
Distribusi pendapatan
-
Kesempatan kerja
-
Tingkat inflasi
-
Pajak dan subsidi Investasi
-
Alokasi serta kualitas SDA dan ketersediaan fasilitas umum
-
Penggunaan teknologi dan tingkat & jenis pendidikan
-
Kondisi fisik dan alam
-
Politik dan peperangan
-
Bencana alam
Sedangkan
Secara teoritis kemiskinan dapat dipahami melalui akar penyebabnya yang
dibedakan menjadi dua kategori :
1.
Kemiskinan Natural atau alamiah
Kemiskinan
yang timbul sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya dan/atau karena
tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.
2.
Kemiskinan struktural
Kemiskinan
yang terjadi karena struktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok
masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
merata. Artinya sebagian anggota masyarakat tetap miskin walaupun sebenarnya
jumlah total produksi yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut bila dibagi rata
dapat membebaskan semua anggota masyarakat dari kemiskinan.
Golongan
yang menderita kemiskinan struktural itu misalnya terdiri dari para petani yang
tidak memiliki tanah sendiri, atau para petani yang tanah miliknya kecil
sehingga hasilnya tidak mencukupi untuk memberi makan kepada dirinya sendiri
dan keluarganya. Termasuk golongan miskin lain adalah kaum buruh yang tidak
terpelajar dan terlatih, atau apa yang dengan kata asing disebut unskilled
labors. Golongan miskin ini meliputi juga para
pengusaha
tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah yang sekarang dapat dinamakan
golongan ekonomi sangat lemah.
2.4 Penanggulangan
Kemiskinan
Persoalan
kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi masalah besar di negara
Indonesia terutama didaerah pedesaan. Persoalan kemiskinan dan kesenjangan
sosial dapat menjadi konflik untuk itu harus mencari alternatif penanggulanan
kemiskinan.
Salah
satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan pemberdayaan, misalnya
pemberdayaan lingkungan dan pembedayaan kewirausahaan. Pemberdayaan adalah
suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus
terlibat dalam proses pembangunan yang secara dinamis sehingga masyarakat dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan.
Pemberdayaan merupakan program komprehensif dan terpadu dalam rangka
peningkatan mutu Sumber Daya Manusia, human capital, yang sekaligus diarahkan
untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yang tujuan utamanya
penghapusan kemiskinan dan peningkatan mutu manusia yang berbudaya dan
demokratis.
Pemerintah
pun telah banyak mengeluarkan program kebijakan yang digunakan untuk
menanggulangi kemiskinan contohnya : PKPS BBM yang terdiri dari program
bagi-bagi uang atau BLT, P2KP yang kemudian diganti menjadi PNPM dengan aneka
ragam jenis PNPM, program BOS, RASKIN, Askeskin, Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Menurut
Roger Harris dalam bukunya yang berjedul information and communication
technologies for poverty alleviation (2004), Strategi penanggulangan
kemiskinan, antara lain:
1.
Mendistribusikan informasi yang relevan untuk pembangunan.
2.
Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan
terpinggirkan (marginalized).
3.
Mendorong usaha mikro (fostering micro entrepreneurship)
4.
Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine).
5. Memperbaiki pendidikan melaslui
e-learning dan pembelajaran seumur hidup (life long learning)
6.
Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce.
7.
Menciptakan ketataprajaan yang lebih efesien dan transparan melalui
e-govermence.
8.
Mengembangkan kemampuan.
9.
Memperkaya kebudayaan.
10.
Menunjang pertanian
11.
Menciptakan lapangan kerja, dan Mendorong mobilisasi sosial
BAB III
PENUTUP
2.5
Kesimpulan
Kemajuan
suatu masyarakat atau bangsa biasanya ditandai dengan tingginya perhatian yang
diberikan pihak pemerintah terhadap kelompok-kelompok marjinal, baik marjinal
dari sisi geografis maupun sosiologis, sebab kemajuan yang dicita-citakan
mestinya berorientasi pada pemerataan kesejahteraan masyarakat. Karena itu,
sebuah bangsa akan disebut maju jika seluruh atau sebagian besar masyarakatnya
telah berada dalam kondisi sejahtera. Indonesia sebagai sebuah negara
berkembang masih menghadapi berbagai problem ekonomi baik makro maupun mikro,
dan hal tersebut telah turut menghambat lajunya proses kesejahteraan kehidupan
rakyat contohnya masalah kemiskinan dan kesejangan sosial antara desa dan kota.
Salah satu akibat terjadinya kesenjangan sosial meningkatnya kasus kejahatan
dan kriminalitas, meningkatnya urbanisasi dari desa ke kota . Dengan demikian
pemerintah harus berupaya memberikan perhatian kepada masyarakat miskin sebagai
langkah untk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya pemerintah
untuk menanggulangi kemiskinan dengan pemberdayaan. Pemberdayaan adalah sebuah
program untuk mendorong masyarakat agar mampu melakukan perubahan yaitu keluar
dari kemiskinan dan menjadai berdaya mandiri.
2.6
Saran
Terkadang
bantuan-bantuan yang didapat dari pemerintah tidak dirasakan langsung oleh
masyarakat dan tidak sesuai yang diharapkan dan terkadang ada aparat yang di
percaya untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat malah menyelewengkan dana
bantuan tersebut. Untuk itu diharapkan pemerinatah dapat terjun langsung
memberikan dana tersebut ke masyarakat yang di tuju dan sebelumnya di tinjau
terlebih dahulu apa yang sebenarnya masyarakat perlukan untuk dapat
mensejahterakan keluarganya.
Selain
bantuan materi yang di butuhkan masyarakat tetapi masyarakat juga membutuhkan
bantuan moril atau ilmu pengetahuan untuk dapat mengelola dana tersebut agar
dapat meningkatkan taraf kehidupan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
http://www.damandiri.or.id/file/buku/buku3haryono2005bab2.pdf
http://www.undp.or.id/pubs/imdg2005/BI/TUJUAN%201.pdf
http://komunitas.wikispaces.com/file/view/kemiskinan+dan+upaya+pemberdayaan+masyarakt.pdf
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/156/0
http://www.p2kp.org/wartaprint.asp?mid=1495&catid=2&
http://komunitas.wikispaces.com/file/view/kemiskinan+dan+upaya+pemberdayaan+masyarakt.pdf
http://www.bappeda-purwakarta.or.id/artikel/kemiskinan%20perempuan.pdf
Abidin,
Zainal, Penghakiman Massa: Kajian atas Kasus dan Perilaku (Jakarta: Accompli,
2005).
Suyanto,
Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan
(Jakarta: Prenada Media, 2005).